Rabu, 29 Juni 2016

Pasar Modal

ANALISIS TEKNIKAL



A.    Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Analisis teknikal juga didefinisikan sebagai studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan perminttan dan panawaran (Meyer, 1989). Data historis harga dan aktivitas volume transaksi dioleh terutama dalam bentuk chart untuk meramalkan trend harga masa depan.

B.     Asumsi yang Mendasari Analisis Teknikal
Pihak yang melakukan analisis teknikal disebut juga sebagai analis teknikal. Para analisis teknikal percaya bahwa mereka bisa mengetahui pola-pola pergerakan harga saham dimasa datang denan berdasarkan pada observasi pergerakan harga saham dimasa lalu. Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data pasar dimasa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham), sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham dimasa datang. Dengan kata lain, bagi para analis teknikal, mereka tidak perlu lagi melakukan analisis terhadap variabel ekonomi dan variabel perusahaan untuk mengestimasi nilai saham, karena informasi harga saham dimasa lalu sudah bisa dipakai untuk mengestimasi harga saham dimasa datang.
Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-data harga dan volume perdaganan saham dimasa datang. Levy (1966) mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oelh interaksi permintan dan penawaran
2.      Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor yang tidak rasional. Faktor-faktor tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental serta faktor-faktor seperti opini yang beredar, mood investor, dan ramalan-ramalan investor
3.      Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relatif panjang
4.      Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan melihat diagram reaksi yang terjadi.

Dari keempat asumsi diatas, asumsi yang paling bisa diterima baik oleh analis teknikal maupun yang bukan analis teknikal adalah asumsi yang pertama dan kedua dimana hampir semua pihak bisa menerima asumsi bahwa nilai produk ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran.
Asumsi ketiga berkaitan denga kecepatan penyesuaian harga saham (speed of adjustment) dari harga keseimbangan yang lama menuju harga keseimbangan yang baru. Pola penyerapan informasi seperti ini disebabakan adanya informasi yang tidak simetris, dimana hanya beberapa investor saja yang mampu mengakses informasi dan bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada harga saham dibanding investor lainnya. Seiring dengan tindakan menjual atau membeli saham yang dilakukan pihak-pihak yang menguasai informasi untuk memperoleh keuntungan, maka harga saham pun akan bergerak menuju harga keseimbangan yang baru.


C.    Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal
Keuntungan penggunaan analisis teknikal tidak terlepas dari asumsi-asumsi yang dianut oleh para analis teknikal. Para analis teknikal lecaya bahwa untuk memperoleh abnormal return, seorang investor harus mampu mendapatkan informasi yang secara lebih cepat dibanding investor lainnya, dan menerjemahkan informasi tersebut kedalam tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor bisa memperoleh keuntungan.
Data-data yang dipakai oleh para analis teknikal adalah data pasar (market data) yang bersifat sebagai data historis, seperti dat harga saham, volume perdagangan dan informasi perdagangan lainnya. Bagi mereka, data-data pasar itu sudah mencukupi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi, sehingga tidak perlu lagi tergantung pada data laporan keuangan secara akuntansi. Bagi para analis teknikal, dengan mneggunakan data-data pasar, investor hanya perlu mengidentifikasi bagaimana kecenderungan pergerakan harga saham dan menentukan kakpan waktu yang tepat untuk mengambil tiindakan membeli atau menjual saham, untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham sehingga bisa memperoleh keuntungan.
Disamping keuntungan tersebut diatas, penggunaan analisis teknikal juga menimbulkan berbagai kritik terutama berkaitan dengan asumsi yang mendasarinya dan keefektifan pendekatan analisis teknikal dalam memprediksi harga saham. Kritikan yang paling tajam muncul dari para penganut hipotesis efisiensi pasar, yang sama sekali tidak percaya bahwa harga saham dimasa yang akan datang akan dipengaruhi oleh pergerakan harga saham masa lalu.  Menurut pandangan hipotesis pasar efisien, jika pasar efisien, tidak seorang investor pun bisa memperoleh keuntungan abnormal dari pasar.
Kritikan berikutnya berkaitan dengan keefektifan penggunaan analisis teknikal untuk jangka waktu yang panjang. Apabila penggunaan analisis teknikal terbukti mampu memberikan keuntungan bagi beberapa investor (karena mereka mampu menemukan pola pergerakan saham dalam merespon informasi baru), maka tentu saja pendekatan ini akan menjadi populer dan banyak diadopsi oleh investor lainnya.

D.    Teknik-teknik Analisis Teknikal
Para pengguna analisis teknikal disamping disebut sebagai analis teknikal juga disebut sebagai chartist karena dalam aktivitasnya mereka merekam data atau membuat grafik (chart) pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Dari grafik yang dibuat tersebut, mereka akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan dan mencari celah-celah keuntungan dari pola tersebut.
Ada beberapa teknik penggunaan grafik yang biasanya digunakan investor sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi, yaitu :
a.       The dow theory
The dow theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1800-an. Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi trend harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada data-data historis harga pasar saham di masa lalu. Teori ini pada dasarnya menjelasakan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut :
·         Primary trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama
·         Secondary trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan sekunder ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai penyimpangan dari pergerakan primer dan biasannya terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan
·         Minor trend merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap hari

Untuk menggambarkan pola pergerakan harga-harga saham dalam primary trend, dalam The Dow Theory dikenal dengan adanya dua istilah utama, yaitu :
·         Pasar dalam kondisi bergairah yang terjadi ketika pergerakan harga-harga saham dalam primary trend cenderung untuk bergerak naik
·         Pasar yang lesu yang menunjukka pergerakan harga-harga saham dalam primary trend yang cenderung turun

b.      Rata-rata bergerak
Teknik rata-rata bergerak (moving average) adalah salah satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal untuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan harga saham baik saham individual maupun seluruh saham dipasar modal. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pegerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Dalam perhitungan rata-rata bergerak, data yang dipakai adalah data harga penutupan saham (closing price) untuk waktu tertentu (misalkan 200 harian). Teknik rata-rata bergerak dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata bergerak dari data harga penutupan saham harian selama beberapa periode pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus sehingga menghasilkan sebuah garis trend yang menunjukkan trend pergerakan harga saham. Selanjutnya, garis trend yang dihasilkan tersebut nantinya akan bisa dipakai untuk memprediksi arah pergerakan saham dimasa depan.
Kesimpulan sementara yang dapat ditarik dari metode ini adalah bahwa investor dianjurkan untuk membeli saham, jika :
·         Garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis tersebut
·         Harga saham berada di bawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik
·         Harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut
Sedangkan investor disarankan untuk menjual saham jika :
·         Harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata yang mendatar
·         Harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-rata bergerak tersebut justru sedang menurun
·         Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-rata bergerak) tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak tersebut
c.       Relative Strenght
Relative strength merupakan teknik yang menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama jangka waktu tertentu. Dalam penggunaaan relative strength, jika terjadi trend pergerakan harga saham yang meningkat, maka bagi investor pergerakan seperti ini merupakan sinyal akan terjadi peningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar. Hal ini merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return pasar dan akan menarik minat investor untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif investasi yang baik. Disamping itu, penggunaan relative strength juga bisa digunakan sebagai dasar penentuan sektor-sektor industri mana saja yang menarik dan menguntungkan.  Sehingga investor akan bisa menentukan seberapa besar proporsi dana yang akan diinvestasikan pada saham-saham pada industri bersangkutan.


E.     Trading Rule dalam Analisis Teknikal
Dalam praktek, para analis teknikal biasanya membuat suatu aturan perdagangan (trading rules) yang bisa dipakai sebagai patokan dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham. Trend penurunan harga saham (declining trend) akan mencapai titik terendah (trough point) yang kemudian dilanjutkan dengan terjadinya trend peningkatan (raising trend) harga saham. Situasi pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai meningkat, bagi para analis teknikal merupakan indikator/sinyal untuk melakukan tindakan membeli saham.
Berikutnya, trend peningkatan harga saham tersebut akan mencapai pundaknya pada saat harga saham mencapai titik puncak (peak point). Dalam situasi seperti ini, para analis teknikal biasanya akan menahan saham yang dimilikinya untuk dijual dikemudian hari.
Berikutnya adalah Flat atau trend pergerakan harga saham yang mendatar. Pada saat ini para analis teknikal bisa saja menjual sahamnya, tetapi disatu sisi mereka mungkin akan terjadi lagi trend peningkatan, sehingga mereka lebih memilih untuk menahan sahamnya dan tidak segera dijual. Tetapi jika pada akhir trend mendatar, ternyata diikuti trend penurunan harga saham, maka situasi ini merupakan sinyal untuk menjual sahamnya, untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat harga terus turun.

F.     Metode Pengeplotan Grafik
Teknik lain untuk menggambarkan pola pergerakan harga saham adalah dengan menyusun grafik dari pergerakan saham secara individual selama waktu tertentu.
·         Grafik batang (Bar Chart)
Diagram batang (bar chart) merupakan cara yang paling sederhana dalam analisis teknikal yang menggambarkan pergerakan harga saham. Grafik batang memudahkan analis untuk secara visual dapat mengamati informasi dari suatu kisar perdagangan pada suatu periode tertentu. Sumbu vertikal dalam bar chart menunjukkan harga saham sedangkan sumbu horizontal menunjukkan waktu.  Pergerakan harga saham setiap harinya ditunjukkan oleh diagram batang vertikal dimana ujung atasnya menunjukkan harga tertinggi saham sedangkan ujung bawahnya menunjukkan harga terendah saham hari itu. Bar chart biasanya juga disertai dengan bar chart tambahan dibagian bawah yang menunjukkan volume perdagangan harga saham.
·         Point-and-Figure Chart
Jenis chart seperti ini lebih kompleks dibandingkan dengan bar chart biasa, karena menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara signifikan (volume perdagangan saham tidak dimasukkan dalam chart jenis ini).  perubahan harga yang signifikan biasanya bisa dilihat dalam bentuk angka yang menunjukkan perubahan harga saham.
Dalam hal aksis horizontal tidak mengukur waktu melainkan jumlah perdagangan dalam kisar harga tertentu. Grafik poin dan gambar terdiri dari kotak-kotak yang mencerminkan himpunan pergerakan hara tertentu dimana ada yang mencerminkan penurunan maupun peningkatan harga saham tersebut.
·         Grafik garis
Grafik garis hanya menggambarkan harga penutupan. Garis disusun dalam bentuk kontinyu yang menghubungkan harga penutup antar-interval waktu secara berurutan. Grafik garis berguna dalam beberapa hal :
1.      Harga tertinggi dan terendah yang diabaikan sehingga sebagian kegaduhan random yang terjadi selama sesi perdagangan dapat dieliminasi
2.      Fokus pada pertimbangan harga penutup menampilkan grafik garis yang lebih bersih dan mudah untuk diamati sehingga memudahkan analisis untuk melihat trend yang terjadi sebelumnya
3.      Harga penutupan juga sangat penting sebagai dasar pertimbangan karena mencerminkan hanya para pelaku pasar yang benar-benar dipersiapkan untuk memegang sekuritas melampaui semalam atau seminggu
4.      Grafik garis memungkinkan pengeplotan dengan rentang waktu yang lebih panjang daripada grafik batang
·         Grafik kandil
Grafik kandil hanya mencerminkan fenomena jangka pendek, kemampuan peramalannya juga relatif pendek, yakni kurang dari 10 hari. Dalam bentuk yang ekstern, terdapat beberapa grafik yang memiliki nama khusus untuk meramalkan karakteristik grafik lilin :
1.      Garis putih panjang (long white line) terjadi bila harga penutupan jauh di atas harga pembukaan
2.      Garis hitam panjang (long black line) terjadi bila harga penutupan jauh di bawah harga pembukaan
3.      Garis Doji (Doji line) terjadi bila harga penutupan identik dengan harga pembukaan
4.      Garis payung (umbrella line) terjadi bila real body relatif tipis dan mendekati harga tertinggi pada hari tersebut
5.      Puncak kisaran (spinning top) terjadi bila terdapat real body yang tipis dalam sehari dengan kisar perdagangan yang tipis pula
Selain bentuk-bentuk spesifik tersebut, penggrafikan kandil juga membedakan pola-pola kebalikan, yaitu :
1.      Hammer, merupakan payung yang terjadi setelah suatu harga mengalami penurunan, sesuai dengan namanya bentuknya menyerupai palu dengan posisi grafik terletak dibagian bawah. Suatu hammer dicirikan oleh pergerakan harga-harga dalam sehari yang menurun secara tajam dari harga pembukaan selam sesi perdagangan dan kemudian kembali ditutup pada posisi harga tinggi dan hari itu juga
2.      Hangging man menyerupai payung yang dicirikan oleh pergerakan harga-harga dalam sehari yang meningkat secara tajam dari harga pembukaan selama sesi perdagangan dan kemudian kembali ditutup pada posisi harga rendah dalam hari itu juga

G.    Model Siklus Pasar dan Identifikasi Trend Pasar
Perbedaan trend terkait dengan perbedaan unit rentang waktu. Untuk tujuan praktis, terdapat empat bentuk trend :
1.      Trend jangka pendek yakni antara 3-6 minggu
2.      Trend jangka menengah yakni antara 6 minggu-9 bulan
3.      Trend primer yakni antara 9 bulan-2 tahun
4.      Trend sekunder yakni antara 8 tahun-12 bulan

·         Puncak dan palung
Salah satu prinsip dasar analisis teknikal adalah bahwa harga tidak bergerak secara langsung naik dan turun melainkan bergerak secara zig-zag
·         Support dan resistance
Dalam mengidentifikasi sinyal-sinyal dalam pergerakan harga saham dikenal adanya dua istilah yakni :
1.      Support adalah volume pembelian, aktual atau potensial yang cukup untuk menghentikan trend menurun dari suatu harga dalam suatu periode yang cukup besar
2.      Resistance adalah volume penjualan, aktual atau potensial yang cukup untuk memenuhi semua penawaran sehingga menghentikan harga yang lebih tinggi dalam waktu tertentu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar