Rabu, 29 Juni 2016

Manajemen Pendidikan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA KARAKTER OTONOMI DAERAH DAN OTONOMI PENDIDIKAN



A.    Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikan sesuai dengan prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Manajemen berbasis sekolah juga menawarkan sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memahami peserta didik. Pada dasarnya manajemen berbasis sekolah suatu strategi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengerahan dan pendayagunaan sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu.

B.     Ciri-ciri Sekolah yang Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah
Menurut Prof.Dr.H.Djam’an Satori, M.A indikator atau ciri-ciri sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah yakni :
1.      Partisipasi masyarakat melalui komite sekolah
2.      Transparansi pengelolaan sekolah (program dan anggaran)
3.      Program sekolah realistik-need assessment
4.      Pemahaman stakeholder mengenai Visi dan Misi sekolah
5.      Lingkungan fisik sekolah nyaman dan terawat
6.      Iklim sekolah kondusif
7.      Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu
Dari beberapa ciri tersebut maka dapat diketahui perbedaan antara sekolah yang sudah menerapkan manajemen berbasis sekolah dan yang belum menerapkan secara maksimal. Dalam implementasinya peran serta masyarakat juga berpengaruh penting dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, karena dengan adanya keterlibatan masyarakat maka kualitas pendidikan di sekolah. Masyarakat juga ikut serta dalam mengawasi dan membantu sekolah dalam kegiatan yang ada termasuk kegiatan belajar mengajar.
C.    Mutu Pendidikan
Secara umum, mutu pendidikan adalah gambaran karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Mutu pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pengembangan sumber daya manusia yang sangat penting maknanya bagi pembagunan nasional. Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan melalui lembaga pendidikan yang bermutu. Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan upaya yang strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuia dengan kebutuhan pembangunan bangsa. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup :
1.      Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses.
2.      Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output.
3.      Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.


D.    Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efisien maka sekolah harus melibatkan semua unsur yang ada mulai dari kepala sekolah, guru, masyarakat, sarana prasarana serta unsur terkait lainnya. Guru sebagai unsur yang berpengaruh dalam implementasi manajemen berbasis sekolah yang juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran juga dituntut untuk berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru juga harus mempersiapkan isi materi pengajaran, bertanggung jawab atas jadwal pengajaran, pembagian tugas peserta didik serta keindahan dan kebersihan kelas. Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar mengajar dan sumber daya yang ada.

E.     Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Sesuai dengan konsep implementasi Manajeen berbasis sekolah, dalam pengaturan-pengaturan satuan pendidikan berbasis pada potensi masyarakat dan lingkungan di sekitar sekolah. Menurut Mulyasa (2002:59-63) agar MBS dapat berjalan secara optimal diperlukan strategi dalam pengimplementasian manajemen berbasis sekolah yaitu  :
1.      Perlu dilakukan pengelompokan sekolah berdasarkan kemampuan manajemen dengan mempertimbangkan kondisi lokasi dan kualitas sekolah. Dalam hal ini sedikitnya akan ditemui tiga kategori sekolah, yaitu baik, sedang, dan kurang, yang tersebar di lokasi-lokasi maju, sedang, dan ketinggalan. Perbedaan kemampuan manajemen, mengharuskan perlakuan yang berbeda terhadap setiap sekolah sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam menyerap paradigma baru yang ditawarkan MBS.
2.      Pentahapan implementasi MBS melalui tiga tahap yaitu jangka pendek (tahun pertama sampai dengan tahun ketiga), jangka menengah (tahun keempat sampai dengan tahun keenam), dan jangka panjang (setelah tahun keenam)
3.      Implementasi MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman umum yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monituring, dan evaluasi, serta laporan pelaksanaan.

Langkah langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik adalah menggunakan 4 komponen manajemen strategik yaitu :
1.      Analisi potensi dan profil satuan pendidikan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
2.      Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melaksanakan layanan jasa pendidikan
3.      Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan
4.      Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah

Dapat disimpulan bahwasanya implementasi manajemen berbasis sekolah strategik pada intinya adalanya memilih alternatif strategik yang terbaik bagi organisasi sekolah dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha organisasi sekolah dan organisasi sekolah harus melaksanakan manajemen berbasis sekolah strategik secara terus menerus dan harus fleksibel sesuai dengan tuntutan kondisi di lapangan.

F.     Tahapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Sebagai paradigma pendidikan yang baru maka dalam implementasi manajemen berbasis sekolah melalui beberapa tahapan. Menurut Fatah tahapan implementasi tersebut dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Tahap sosialiasi merupakan tahapan yang penting mengingat luasnya daerah yang ada terutama daerah yang sulit dijangkau serta kebiasaan masyarakat yang umumnya tidak mudah menerima perubahan karena perubahan yang bersifat personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru
2.      Tahap piloting yaitu merupakan tahapan uji coba agar penerapan konsep MBS tidak mengandung resiko.
3.      Tahapan desiminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model manajemen berbasis sekolah yang telah diuji cobakan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikannya secara efektif dan efisien.

G.    Meningkatkan Mutu Pendidikan
Dalam peningkatan mutu pendidikan perlu adanya dukungan dan kerja sama antar komponen yang ada. Sekolah harus memiliki karakteristik berikut dalam meningkatkan mutu  pendidikannya :
1.      Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui belajar bekerja, belajar hidup bersama, dan belajar menjadi diri sendiri.
2.      Kepemimpinan sekolah yang kuat
Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyelerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.


3.      Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
Sekolah memiliki lingkungan belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman.
4.      Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
Tenaga kependidikan, terutama guru, merupakan jiwa dari sekolah. Sekolah hanyalah merupakan wadah. Oleh karen itu, pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari kebutuhan, perecanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, hingga sampai pada imbal jasa, merupakan penting bagi seorang kepala sekolah.
5.      Sekolah memiliki budaya mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah, sehingga setiap perilaku selalu didasari oleh profesionalisme.
6.      Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, dan cerdas
Kebersamaan teamwork merupakan karakteristik yang dituntut oleh MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil individual.
7.      Sekolah memiliki kewenangan
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tidak selalu menggantungkan pada atasan.
8.      Sekolah memiliki keterbukaan
Keterbukaan atau transparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagai alat kontrol.
9.      Sekolah memiliki kemauan untuk berubah
Yang dimaksud perubahan adalah perubahan peningkatan, baik bersifat fisik maupun psikologis.

10.  Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah.
11.  Memiliki komunikasi yang baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama antar warga sekolah, dan juga sekolah-masyarakat sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakkan oleh masing-masing warga sekolah dapat diketahui.
12.  Sekolah memiliki akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggung jawaban yang harus dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapaikan dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua siswa, dan masyarakat.
13.  Sekolah memiliki kemampuan manajemen sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya (sustainabilitasnya) baik dalam program maupun pendanannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar