IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA KARAKTER OTONOMI DAERAH DAN OTONOMI PENDIDIKAN
A.
Manajemen
Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah merupakan paradigma baru
pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah leluasa mengelola
sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikan sesuai dengan prioritas
kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Manajemen berbasis
sekolah juga menawarkan sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik
dan lebih memahami peserta didik. Pada dasarnya manajemen berbasis sekolah
suatu strategi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
menekankan pada pengerahan dan pendayagunaan sumber internal sekolah dan
lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan bermutu.
B.
Ciri-ciri
Sekolah yang Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah
Menurut Prof.Dr.H.Djam’an Satori, M.A indikator atau
ciri-ciri sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah yakni :
1. Partisipasi
masyarakat melalui komite sekolah
2. Transparansi
pengelolaan sekolah (program dan anggaran)
3. Program
sekolah realistik-need assessment
4. Pemahaman
stakeholder mengenai Visi dan Misi sekolah
5. Lingkungan
fisik sekolah nyaman dan terawat
6. Iklim
sekolah kondusif
7. Berorientasi
mutu, penciptaan budaya mutu
Dari beberapa ciri tersebut maka dapat
diketahui perbedaan antara sekolah yang sudah menerapkan manajemen berbasis
sekolah dan yang belum menerapkan secara maksimal. Dalam implementasinya peran
serta masyarakat juga berpengaruh penting dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah, karena dengan adanya keterlibatan masyarakat maka kualitas pendidikan
di sekolah. Masyarakat juga ikut serta dalam mengawasi dan membantu sekolah
dalam kegiatan yang ada termasuk kegiatan belajar mengajar.
C.
Mutu
Pendidikan
Secara umum, mutu pendidikan adalah gambaran
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Mutu pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pengembangan sumber daya manusia
yang sangat penting maknanya bagi pembagunan nasional. Pendidikan yang
berkualitas hanya dapat diwujudkan melalui lembaga pendidikan yang bermutu.
Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan upaya yang strategis
dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuia dengan kebutuhan
pembangunan bangsa. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup :
1. Input
pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses.
2. Proses
pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses input sedangkan sesuatu dari hasil
proses disebut output.
3. Output
pendidikan adalah kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang
dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari
kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, kualitas kehidupan kerjanya dan
moral kerjanya.
D.
Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah
Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah
secara efektif dan efisien maka sekolah harus melibatkan semua unsur yang ada
mulai dari kepala sekolah, guru, masyarakat, sarana prasarana serta unsur
terkait lainnya. Guru sebagai unsur yang berpengaruh dalam implementasi
manajemen berbasis sekolah yang juga terlibat langsung dalam proses
pembelajaran juga dituntut untuk berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas.
Guru juga harus mempersiapkan isi materi pengajaran, bertanggung jawab atas
jadwal pengajaran, pembagian tugas peserta didik serta keindahan dan kebersihan
kelas. Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah bisa dilihat dari sudut
sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah,
pengelolaan SDM, proses belajar mengajar dan sumber daya yang ada.
E.
Strategi
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Sesuai dengan konsep implementasi Manajeen berbasis
sekolah, dalam pengaturan-pengaturan satuan pendidikan berbasis pada potensi
masyarakat dan lingkungan di sekitar sekolah. Menurut Mulyasa (2002:59-63) agar
MBS dapat berjalan secara optimal diperlukan strategi dalam pengimplementasian
manajemen berbasis sekolah yaitu :
1. Perlu
dilakukan pengelompokan sekolah berdasarkan kemampuan manajemen dengan
mempertimbangkan kondisi lokasi dan kualitas sekolah. Dalam hal ini sedikitnya
akan ditemui tiga kategori sekolah, yaitu baik, sedang, dan kurang, yang
tersebar di lokasi-lokasi maju, sedang, dan ketinggalan. Perbedaan kemampuan
manajemen, mengharuskan perlakuan yang berbeda terhadap setiap sekolah sesuai
dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam menyerap paradigma baru yang
ditawarkan MBS.
2. Pentahapan
implementasi MBS melalui tiga tahap yaitu jangka pendek (tahun pertama sampai
dengan tahun ketiga), jangka menengah (tahun keempat sampai dengan tahun keenam),
dan jangka panjang (setelah tahun keenam)
3. Implementasi
MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman umum yang dapat
dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monituring, dan evaluasi, serta
laporan pelaksanaan.
Langkah langkah yang harus ditempuh dalam
melaksanakan manajemen strategik adalah menggunakan 4 komponen manajemen strategik
yaitu :
1. Analisi
potensi dan profil satuan pendidikan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan
2. Analisis
lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melaksanakan
layanan jasa pendidikan
3. Menetapkan
visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam
pengelolaan satuan pendidikan
4. Menetapkan
strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi
dan misi sekolah
Dapat
disimpulan bahwasanya implementasi manajemen berbasis sekolah strategik pada
intinya adalanya memilih alternatif strategik yang terbaik bagi organisasi
sekolah dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha organisasi sekolah dan
organisasi sekolah harus melaksanakan manajemen berbasis sekolah strategik
secara terus menerus dan harus fleksibel sesuai dengan tuntutan kondisi di
lapangan.
F.
Tahapan
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Sebagai paradigma pendidikan yang baru maka dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah melalui beberapa tahapan. Menurut Fatah
tahapan implementasi tersebut dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Tahap
sosialiasi merupakan tahapan yang penting mengingat luasnya daerah yang ada
terutama daerah yang sulit dijangkau serta kebiasaan masyarakat yang umumnya
tidak mudah menerima perubahan karena perubahan yang bersifat personal maupun
organisasional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru
2. Tahap
piloting yaitu merupakan tahapan uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko.
3. Tahapan
desiminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model manajemen berbasis sekolah
yang telah diuji cobakan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikannya
secara efektif dan efisien.
G.
Meningkatkan
Mutu Pendidikan
Dalam peningkatan mutu pendidikan perlu adanya
dukungan dan kerja sama antar komponen yang ada. Sekolah harus memiliki
karakteristik berikut dalam meningkatkan mutu
pendidikannya :
1. Proses belajar mengajar yang
efektivitasnya tinggi
PBM yang efektif juga lebih
menekankan pada belajar mengetahui belajar bekerja, belajar hidup bersama, dan
belajar menjadi diri sendiri.
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat
Kepala sekolah memiliki
peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyelerasikan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan
salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi,
misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan
secara terencana dan bertahap.
3. Lingkungan sekolah yang aman dan
tertib
Sekolah memiliki
lingkungan belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan nyaman.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan
yang efektif
Tenaga kependidikan,
terutama guru, merupakan jiwa dari sekolah. Sekolah hanyalah merupakan wadah.
Oleh karen itu, pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari kebutuhan,
perecanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, hingga sampai pada
imbal jasa, merupakan penting bagi seorang kepala sekolah.
5. Sekolah memiliki budaya mutu
Budaya mutu tertanam di
sanubari semua warga sekolah, sehingga setiap perilaku selalu didasari oleh
profesionalisme.
6. Sekolah memiliki “teamwork” yang
kompak, dan cerdas
Kebersamaan teamwork
merupakan karakteristik yang dituntut oleh MBS karena output pendidikan
merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil individual.
7. Sekolah memiliki kewenangan
Sekolah memiliki
kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut
untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tidak selalu menggantungkan
pada atasan.
8. Sekolah memiliki keterbukaan
Keterbukaan atau
transparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagai alat kontrol.
9. Sekolah memiliki kemauan untuk
berubah
Yang dimaksud perubahan
adalah perubahan peningkatan, baik bersifat fisik maupun psikologis.
10. Sekolah melakukan evaluasi dan
perbaikan secara berkelanjutan
Evaluasi belajar secara
teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan
peserta didik, tetapi yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan hasil
evaluasi belajar tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar
mengajar di sekolah.
11. Memiliki komunikasi yang baik
Sekolah yang efektif
umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama antar warga sekolah, dan juga
sekolah-masyarakat sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakkan oleh masing-masing
warga sekolah dapat diketahui.
12. Sekolah memiliki akuntabilitas
Akuntabilitas adalah
bentuk pertanggung jawaban yang harus dilakukan sekolah terhadap keberhasilan
program yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi
yang dicapaikan dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua siswa, dan
masyarakat.
13. Sekolah memiliki kemampuan
manajemen sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki
kemampuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya (sustainabilitasnya) baik dalam
program maupun pendanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar